Jumat, 22 Mei 2015

Kloning sebagai salah satu contoh perkembangan filsafat ilmu pada zaman modern dan manfaat belajar filsafat ilmu


KLONING
Salah satu contoh berkembangnya filsafat ilmu pada zaman modern yang sangat terkenal adalah rekayasa genetika berupa kloning, yaitu penggandaan makhluk hidup menjadi lebih banya, baik dengan memindahkan inti sel tubuh ke dalam indung telur pada tahap sebelum terjadi pemisahaan sel-sel bagian tubuh.
Kloning tidak sama dengan, dan tidak sedikitpun berarti penciptaan, melainkan hanya sekedar penggandaan. Secara umum, kloning terhadap tumbuhan dan hewan memiliki tujuan yang baik dan tidak merugikan, yaitu untuk menyelamatkan satu spesies dari kepunahan, untuk memperbaiki rantai makanan dan sebagainnya. Jadi misalnya ilmuan mulai mengkloning Harimau Sumatera jantan dan betina sebelum mereka punah, sehingga Harimau Sumatera terhindar dari kepunahan. Namun jika kloning tersebut dilakukan pada manusia akan menimbulkan dampak positif dan juga negatifnya.
Dampak positifnya adalah rekayasa genetik lebih efisien dan manusia tidak perlu khawatir akan kekurangan organ tubuh pengganti (jika memerlukan) yang biasa diperoleh melalui donor, dengan kloning ia tidak akan lagi merasa kekurangan ginjal, hati, jantung, darah dan sebagainnya, karena ia bisa mendapatkannya dari manusia hasil teknologi kloning. Sedangkan dampak negatifnya:
1.    Menghilangkan nasab (garis keturunan) anak hasil kloning, bagaimana hubungan orang yang mengkloning dan hasil kloningan tersebut apakah di hukumi sebagai duplikatnya, bapaknya ataupun kembarannya.
2. Tidak ada lagi rasa saling mencintai dan memerlukan antara laki-laki dan perempuan.
Bila di lihat dari sudut pandang norma, disini saya melihat dari sudut pandang norma agama karena mayoritas warga Indonesia beragama muslim, menurut saya kloning terhadap tumbuhan atau hewan hukumnya boleh (mubah) sepanjang dilakukan demi kebaikan dan/untuk menghindari hal-hal negatif. Namun kloning terhadap manusia hukumnya haram karena telah menyalahi kodrat manusia karena dengan kloning secara tidak langsung menciptakan duplikat dari satu orang. Dan dengan ini akan dapat merusak kehidupan manusia dan tatanan sosial dalam masyarakat. Contohnya rumah tangga yang dibangun melalui perkawinan akan menjadi hancur, dan pada akhirnya akan terjadi kehancuran moral (akhlak), budaya, hukum, dan syari’ah Islam .
Bila dilihat dari sudut pandang moral, menurut saya kloning akan menimbulkan moral yang tidak baik, karena pastinya manusia hanya akan mengkloning orang-orang yang jenius, ganteng, cantik,dll (yang sempurna secara fisik dan psikis). Apabila hal tersebut terjadi maka akan terjadi homogenisasi (banyak orang terlihat sama (identik) termasuk sifat, kelebihan, kekurangan, dll). Padahal, setiap manusia seharusnya mempunyai pikiran, akal budi, kepribadian, fisik dan mental yang unik dan berbeda. Selain itu, kejahatan yang dilakukan akan semakin canggih karena semua penjahat mempunyai otak jenius.
Bila dilihat dari sudut pandang etika, kloning menurut saya merupakan tindakan yang tidak etis apabila dilakukan pada manusia karena melihat dari tujuan kloning yaitu penciptaan manusia baru, tentu hal ini melampaui kekuasaan Tuhan. Namun, apabila kloning digunakan untuk tujuan kesehatan atau tujuan klinik maka bisa dikatakan kloning etis untuk dilakukan.


MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU
Sebagai seorang mahasiswa PAP UNESA wajib mengikuti kuliah Filsafat Ilmu karena seperti yang kita ketahui bahwa filsafat merupakan suatu usaha untuk memahami alam semesta, maknanya dan nilainnya, sehingga dengan belajar filsafat ilmu kita akan terlatih berfikir serius mengenai hakikat kebenaran sesuatu baik dalam logika (kebenaran berfikir), etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian). Selain itu dengan belajar filsafat ilmu kita akan terbiasa dalam melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari dan mengkritik pemikiran-pemikiran yang salah, dangkal, menyesatkan, menipu, tidak jujur, dan yang ditunggangi kepentingan. Gunanya nanti untuk mahasiswa pendidikan administrasi perkantoran agar dapat bersikap kritis dalam pemanfaatan teknologi perkantoran dan tidak salah dalam membuat atau menciptakan dan menggunakan teknologi perkantoran itu sendiri. Sehingga dapat berguna bagi diri sendiri dan orang lain.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar